![]() |
foto bersama UNU Purwokerto beserta Pengurus MWC, Ranting NU Kalibagor |
Pertemuan Rektorat UNU Purwokerto dengan Pengurus MWC, Ranting, Banom NU Kalibagor dalam rangka sosialisasi Program UNU Purwokerto dan dialog terbuka di Mts Baitul Muslimin, Kalibagor.
Pertemuan tersebut, dipandu oleh MC Bpk Sugiyono, kemudian sambutan ketua MWC NU Kalibagor, Bpk Wasis Fahrudin, S.Ag. Rombongan UNU Purwokerto yang hadir diantaranya yaitu Bpk Dr. Ir. Achmad Iqbal (Rektor), Bpk. Dr. Bambang Kuncoro, M. Si wakil rektor bidang akademik, Bpk. Drs. Sudiro, M.M. sebagai wakil rektor bagian umum dan keuangan, Bpk. Dr. Ir. Syaiful Anwar, M.Si wakil rektor bagian kemahasiswaan dan alumni dll. Dalam pertemuan tersebut Bapak Rektor memperkenalkan diri bahwa asalnya dari Pulau Bawean. Utaranya Gresik. Beliau menceritakan kisah hidupnya ketika menuntut ilmu waktu masih sekolah. Keluarga beliau merupakan keluarga pondok pesantren. Bahkan mbah beliau dimakamkan di Pondok Pesantren Sidogiri, salah satu pondok pesantren tertua di Indonesia. Beliau sangat semangat dan gigih dalam menuntut ilmu walaupun harus naik perahu layar menyebrangi lautan, jalannya tergantung angin, hidup atau mati taruhannya harus dijalani karena apa?. ingin sekolah, sekolah, sekolah. Meninggal karena ketika berangkat sekolah itu apa?. mati syahid. Itu NU.” tuturnya Bpk. Dr. Ir. Achmad Iqbal menjabat rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Purwokerto periode 2022 - 2027 memiliki visi misi secara kurikulum mencetak sarjana wirausaha dan berkarakter Ahlussunah Wal Jama’ah, namun secara pribadi visi misi beliau yaitu ketika menjabat sebagai rektor, jangan sampai ada warga nahdliyin yang tidak kuliah. orang NU jangan hanya bangga punya Universitas Nahdlatul Ulama. Kalau hanya bangga ngapain ?. Tapi bagaimana Universitas Nahdlatul Ulama ini bermaslahat bagi orang NU. Target beliau, mulai tahun 2023 yang masuk UNU Purwokerto minimal 1.000 mahasiswa. Kenapa beliau berharap semua warga NU harus kuliah ?. “karena peradaban “besok” tergantung pada kualitas manusianya. Sementara kualitas manusianya tergantung pada pendidikan. Baik pendidikan pesantren, pendidikan formal, maupun pendidikan perguruan tinggi. Ayooo.... kita wariskan ke anak cucu kita yang berkualitas. Apalagi kedepan perkembangan budaya yang begitu pengaruhnya besar sehingga perlu karakter Ahlusussunah Waljama’ah”.
Baca Juga : https://biologiumnubagas.blogspot.com/2023/07/silaturahim-unu-purwokerto-dengan-mwc.html |