“Masa Kesetian
Anggota, Konfrensi Anak Cabang I Kecamatan Bukateja, Melangkah Bersama Menuju
Pelajar yang Berkeadaban”. Tulisan itu aku dapat pada saat mengikuti kegiatan
PC IPNU-IPPNU Purbalingga di MTS NU 05 Majasari, Kecamatan Bukateja. Kegiatan
tersebut dihadiri kurang lebih sekitar seratusan (100an) lebih peserta. Peserta
ada yang berasal dari pondok, MA, SMK, MTS, Paket dll. Umumnya peserta berusia
di bawah tiga puluh (30) tahun. Peserta juga ada yang berasal dari luar daerah
Bukateja, seperti Cirebon, Banyumas dll.., namun ternyata mereka sudah lama
menetap di Purbalingga. Mereka hanya diutus sebagai delegasi dari pondok maupun
sekolahnya.
Aku adalah salah satu
panitia di acara tersebut dan juga Pengurus Cabang IPNU Purbalingga. Pada waktu
itu, aku sampai di lokasi tersebut sekitar pukul 19.30 dari Purwokerto.
Sesampai disana, hujan turun begitu deras. “Alhamdulilah, untung aku sudah
sampai disini”. Ucapku dalam hati.
Semua peserta
ternyata sedang berada di dalam aula semua, mereka sedang menunggu pembicara
berikutnya yaitu Gus Basyir, M.Pd.I. Selang beberapa menit, Gus Basyir sampun
rawuh menuju aula, lalu seluruh peserta menyambutnya dengan wajah sumringah.
Beliau lalu memperkenal dirinya. Perkenalannyapun diringi dengan canda tawa,
seperti menyebutkan makna nama dari setiap peserta.
Tak terasa hanya
dengan perkenalan saja itu nyampe 45 menit dan semua peserta merasa enjoy
dengan narasumber. Selanjutnya Beliau meneruskan dengan materi. Materi yang
disampaikan oleh beliau adalah Analisis Diri dengan menggunakan presentasi
(PPT). Pada slide tersebut ada statement dari KH. Abdul Muchit Muzadi :”Sekang
Ndandani Awak Gutul Ndandani Bangsa”. Kalau kita cermati ternyata ada makna
yang mendalam dari statement tersebut. Artinya sebelum kita ingin
memperbaiki bangsa atau orang lain, kita harus koreksi diri kita dulu, apakah
sudah benar atau belum jangan sampai kita jarkoni (ngajari tapi ora
nglakoni) agar kita tidak menjadi golongan munafik. Menurut Beliau, cara
untuk ndandai awak yaitu dengan mencari ilmu.
Untuk menghilangkan
rasa jenuh dan bosan, Gus Basyir melempar pertanyaan kepada peserta :”Apa yang
bisa kader NU/IPNU-IPPNU perbuat untuk Indonesia lebih baik?”. Lalu beliau
menunjuk beberapa peserta dari IPNU dan IPPNU untuk menjawab pertanyaan
tersebut. Ternyata ada diantara mereka yang menjawab bahwa dengan dirinya
menjadi pemain sepak bola profesional maka Indonesia dalam bidang Olah Raga
Sepak Bola tidak akan kalah dengan negara seperti ; Jerman, Perancis, Korea
dll. Ada juga yang menjawab bahwa dirinya ingin menjadi Astronot, walaupun
mungkin kita memandang sebelah mata cita-cita tersebut. Ataukah mungkin kita
ada keraguan dengan cita-cita tersebut. Tetapi percayalah, mungkin nantinya ada
orang Indonesia yang pergi ke luar angkasa atau ke Bulan, karena kita tahu
bahwa IPTEK di Indonesia masih belum di support oleh pemerintah dengan
maksimal, tapi tidak masalah karena kita tahu bahwa segala kenyataan berawal dari mimpi. Semoga mimpi mereka
menjadi kenyataan. Amiiin.
Ada juga jawaban dari
peserta yang menurut saya menakjubkan, peserta tersebut menjawab bahwa dirinya
untuk merubah Indonesia menjadi lebih baik adalah dengan menghajikan orang tua.
Itu sungguh jawaban luar biasa. Jawaban yang membuat diriku tertegun, karena
apa?. Jawaban tersebut merupakan salah satu dari bagian cita-cita ku di masa
yang akan datang. Aku berharap, semoga Allah mengabulkan cita-cita kita semua
yang mulia ini. Amiiin.
Sampai pada akhirnya
beliau memaparkan problematika yang ada di Indonesia. Problematika tersebut ada
yang berasal dari dalam (internal) dan luar (eksternal). Salah satu
problematika internal adalah terkait dengan Sumber Daya Manusia (SDM).
Sebenarnya menurut ku Orang Indonesia tidak kalah dengan bangsa lain. Banyak
orang Indonesia yang sukses di dalam negeri maupun di luar negeri. Lalu
sebenarnya apa yang menjadi persoalan?. Aku berpendapat bahwa Indonesia masih
sedikit orang yang benar. Orang yang intelektual dan sekolahnya tinggi banyak
tetapi mereka masih egois, tidak peduli sesama dan yang mereka lakukan mungkin
hanya untuk minteri orang lain (mbodohi orang lain) dan mungkin juga
orang yang bener tur pinter masih belum banyak.
Ada juga problemtika
lain, seperti : nasionalisme, demokrasi, HAM, agama dan liberalisme serta
kapitalisme. Oleh karenanya beliau berpesan bahwa untuk hidup di zaman 20 tahun
yang akan datang kalian harus membekali diri dan mempersiapkannya dari sekarang
sehingga cita-citanya dapat terwujud.
Statetment
beliau yang terakhir yaitu “untuk menggapai cita-cita harus berilmu, beriman
dan bertaqwa serta dibalut dengan sikap tasamuh (toleran), moderat
(tengah-tengah), harmoni, seimbang dan konsisten”.
Semoga kedepan kita
dapat menjadi pahlawan untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, agama bangsa
dan negara serta dunia. Amin.
Maju Terus
Pantang Menyerah...!.

Nama lengkap : Bagas Prakoso
Email : Bgsprks@gmail.com
No HP : 085227255105
Blog : Gassskehidupan.blogsot.com